WARTABANK.COM, Jakarta- Mengembangkan usaha dari nol hingga dikenalluas, bahkan go international, mungkin menjadi salah satu impianwisausaha manapun. Tak terkecuali Lina S. Rahmania, pemilik SanrahFood yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan.
Berawal dari mencari kesibukan setelah sang suami pensiun di tahun2015, Lina kemudian mendapatkan ide untuk membuat usaha sendiri. Ia mengaku aktif mencari informasi di dinas dan instansi terkait, kemudian mulai memikirkan produk apa yang akan dibuat.
“Kalau mau jadi UMKM itu ternyata harus punya produk sendiri.Kebetulan adik saya punya usaha rumah makan bebek, dari situ sayacoba tanya-tanya dan akhirnya saya buka warung juga di Jakarta namanya Warung Bebek Mas Yogi,” cerita Lina.
Setelah menjalankan usahanya selama setahun, Lina mulaimengembangkan produk makanan beku siap makan. Ide tersebutmuncul dari pengalamannya mengelola rumah makan yang ternyatatidak mudah. Menurutnya, membuka warung membutuhkanpengelolaan karyawan, biaya sewa ruko, serta harus selalu siap siaga, baik saat ramai maupun sepi.
Ia juga menuturkan bahwa sering kali mereka sudah memasak dalamjumlah banyak, namun pembeli tidak datang. Dari pengalamantersebut, Lina memutuskan untuk beralih ke produk makanan beku. Iamengatakan bahwa produk pertamanya adalah bebek ungkep yang dikemas, lengkap dengan sambal dalam botol.
Setelah berjalan cukup lama, Lina semakin banyak mengembangkanproduk mulai dari berbagai variasi sambal kemasan, bebek ungkep, ayam ungkep, cumi mercon, hingga paru pedas yang dibekukan. Setelah memiliki banyak produk, merek Sanrah Food pun dibuat yang membawahi sekitar 20 produk yang diproduksi di dapur usahamiliknya.
“Sanrah Food kita buat, kita urus semua legalitasnya. Kita fokusjualan sambal dan produk frozen karena dari segi risiko lebih minim. Untuk produk best seller sebenarnya Sambal Hj Lina yang utamakarena itu yang bisa kita ekspor. Selain itu, bebek ungkep juga yang paling banyak dicari. Tapi produk lainnya juga ada market–nya sendirikarena kita juga suplai ke beberapa resto,” ujar Lina.
Produk Sanrah Food tidak hanya memenuhi pasar di dalam negeri saja. Lina juga mengaku beberapa kali mengikuti pameran (Expo) untuk pasar luar negeri, salah satunya adalah FHA Food & Beverage 2025 yang berlangsung di Singapura pada 8-11 April 2025. Iamengaku dukungan BRI untuk UMKM seperti usahanya bisa terusberkembang terutama dalam perluasan penjualan usaha.
“Saya mulai ikut expo bersama BRI pada tahun 2020-an. Saya seringikut expo mulai yang nasional sampai internasional, terakhir di Singapura awal tahun ini. BRI ini kan punya banyak UMKM binaan, sampai ribuan. Dan saya merasa sangat bangga bisa terpilih kurasi, karena seperti yang expo di Singapura itu hanya 20 usaha yang bisaterpilih,” cerita Lina.
Lina mengaku komitmen BRI dalam mendukung UMKM memangtidak perlu diragukan lagi. Berbagai pembinaan dan bantuan pernah iadapatkan selama menjadi UMKM binaan BRI. Selain pendampinganusaha, Ia juga mendapatkan akses pendanaan KUR yang mudahdidapatkan. BRI tidak hanya mendukung kegiatan pameran (expo), tetapi juga mendorong pelaku usaha agar dapat menembus pasar ekspor.
“Banyak fasilitas yang diberikan, seperti penjemputan, pengirimanproduk secara gratis, penginapan, serta makanan. BRI juga membelisampel produk untuk keperluan expo yang tidak dilakukan oleh pihaklain. Keikutsertaannya saya dalam expo yang diselenggarakan oleh BRI sangat berdampak dalam memperkenalkan produk agar lebihdikenal luas serta meningkatkan penjualan”, imbuhnya.
Lina berkomitmen untuk tetap mengembangkan Sanrah Food dengansebaik-baiknya. Ia mengaku sering terpacu melihat anak muda bisamengembangkan bisnis, sehingga dirinya pun tak mau ketinggalan.
“Kalau usia mungkin beda, tapi semangat saya tetap nggak mau kalah. Saya tetap berusaha mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhanpasar agar Sanrah Food tetap bisa menghasilkan produk yang berkualitas,” lanjutnya.
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan komitmen BRI dalam membangun ekosistempemberdayaan UMKM yang menyeluruh dan berorientasi global. BRI berkomitmen membangun ekosistem pemberdayaan yang terintegrasiagar semakin banyak UMKM Indonesia dapat go global dan berkontribusi di pentas ekonomi dunia.
“Pencapaian Sanrah Food menjadi cerminan dari bagaimana dayasaing UMKM tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk semata. Dukungan pemberdayaan yang komprehensif, mulai dari pembiayaan, peningkatan kapasitas usaha hingga konektivitas pasar global, menjadifaktor kunci dalam mendorong UMKM untuk naik kelas”, jelasHendy.[]
