Menyoal pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun 2018, Bank Indonesia (BI) optimis dapat mencapai pertumbuhan 12%. Target terebut tidak berubah, meskipun bank sentral telah menaikan suku bunga acuan menjadi sebesar 4,75% dalam waktu kurun waktu yang cukup dekat yaitu dua minggu.
Menurut Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto, BI masih sangat optimis bahwa kredit di tahun ini masih bias tumbuh 10-12%. Kenaikan BI7 Days Reverse Repo Rate, lanjutnya, tidak akan langsung ditransmisikan pada suku Bungan bank sehingga mengganggu pertumbuhan kredit tahun ini.
“Belum ada perubahan! Target pertumbuhan kredit masih tetap pada target semula yaitu 12% dan kami optimis,” ujarnya.

Erwin menambahkan bahwa sampai periode Maret 2018, pertumbuhan kredit baru mencapai 8,5% (year on year / y-o-y). Tetapi, imbuh Erwin, ia menilai bahwa perlambatan disebabkan oleh permintaan yang masih rendah seiring ekonomi yang belum maksimal pertumbuhannya.
“Pertumbuhan kredit melambat karena disebabkan permintaan. Jika PDB meningkat sudah pasti kredit juga ikut tumbuh,” ujarnya.
Selain itu ia pun memastikan jika ketersediaan likuiditas masih sangat mencukupi guna mendukung fungsi intermediasi perbankan. BI, lanjutnya, senantiasa berkordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjamin bank dalam menerapkan efisiensi sehingga bank tidak menaikan bunga kredit dalam waktu dekat ini.
“BI pasti terus monitor likuiditas. Kita menjamin bahwa kita selalu ada di pasar untuk kebutuhan itu,” tutupnya. []