PT Bank Tabungan Negara Tbk / BTN sangat optimis akan prospek bisnis di sektor properti pada tahun depan. Hal tersebut tercermin dari optimisme pemerintah yang memproyeksikan perkonomian nasional tumbuh 5% di 2018.
Direktur Utama BTN, Maryono menyatakan bahwa pihaknya konsisten menjadi integrator dalam industri properti nasional. Bukan hanya dari sisi permintaan dengan penyaluran KPR, tetapi juga menyalurkan kredit konstruksi kepada pengembang properti.
“Kami bertekad mendorong kemajuan industri properti nasional melalui pembiayaan KPR. Kami hadir bukan hanya untuk masyarakat saja, tetapi juga untuk pengembang kami siap memberikan kredit konstruksi kepada mereka” terangnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa pada tahun depan ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi BTN. Menurutnya terdapat 4 tantangan antara lain:
- Tingginya permintaan sehingga berdampak kekurangan pasokan rumah (backlog) mencapai 13,38 juta unit.
- Tidak tercukupinya pasokan tersebut
- Keterbatasan lahan
- Regulasi yang belum memiliki standar
“Tantangan lainnya yaitu minimnya masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) yang masuk kategori bankable, sehingga kesulitan mengakses KPR,” ujarnya.
SELALU MENCAPAI TARGET
BTN senantiasa menghadapi berbagai tantangan yang ada dengan tetap konsisten menjadi yang terdepan sebagai mitra pemerintah dalam merealisasikan Program Sejuta Rumah melalui RUMAH SUBSIDI.
Selama tahun 2015 sampai periode November 2017, BTN selalu meraih pencapaian target di atas 100% dengan kontribusi lebih dari 1,6 juta unit rumah dengan total nilai mencapai lebih dari Rp177.24 Triliun yang terdiri atas KPR dan kredit konstruksi.
“Kami senantiasa mencapai target. Di tahun 208 kami siap dukung skema baru yaitu BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan) yang belum lama ini diluncurkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),” ujarnya.
Seperti diketahui bahwa BP2BT yaitu bantuan pembiayaan KPR kepada golongan MBR yang berpenghasilan di bawah Rp3 juta per bulan. BP2BT bisa didapatkan dengan menabung secara rutin selama enam bulan serta menyiapkan uang muka sebesar 5% untuk membeli rumah.
Skema tersebut, imbuh Maryono, sejatinya sudah diterapkan BTN melalui produk KPR Mikro dan KPR subsidi dengan membidik masyarakat informal yang tergabung dalam sebuah komunitas.
“Contohnya, bisa bermitra melalui salah satu perusahaan transportasi online seperti Go-Jek, Grab, dsb. Selain BUMN, instansi pemerintah dan swasta, kami selalu siap merangkul seluruh masyarak di seluruh lini kehidupan,” tutupnya. []ct