WARTABANK.COM, Jakarta – KUR BRI (Bank Rakyat Indonesia) yang disalurkan kepada masyarakat kini persyaratannya semakin mudah.
Mulai saat ini penyaluran KUR BRI dengan plafon hingga Rp100 juta tidak perlu lagi memerlukan agunan tambahan.
Kebijakan ini ditetapkan oleh Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian melalui Permen Nomor 1 Tahun 2023 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR.
Dengan aturan baru ini, maka agunan tambahan yang biasanya dijadikan penjaminan bagi perbankan dalam mengucurkan KUR tak lagi berlaku.
Selama ini banyak pelaku usaha yang menjadikan tanah, rumah, BPKB kendaraan, hingga peralatan rumah tangga sebagai agunan tambahan agar dapat kredit.
Terkait hal ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memastikan hal itu tidak akan berdampak signifikan bagi penyaluran KUR BRI tahun 2023.
Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto mengatakan selama ini BRI menyalurkan kredit dengan mengecek kelayakan dari calon kreditur.
Maka kredit berbunga rendah ini disalurkan bukan atas dasar agunan dari nasabah tapi memastikan profil risiko dari warga yang mengajukan.
“Kami selalu berupaya mengendalikan kualitas KUR di segmen mikro dengan menilai kelayakan usaha dari calon nasabah, sementara untuk penyelesaiannya dilakukan dengan penagihan dan diback up oleh asuransi kredit atau penjaminan,” katanya, Minggu (19/2/2023).
Agar penyaluran kredit berjalan lancar, BRI juga memanfaatkan peran AgenBRILink (mantri) agar memantau day by day kualitas nasabah kelolaannya.
Penyaluran KUR BRI Naik 13,92 Persen
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan penyaluran kredit mikro BRI di tahun 2022 mencapai Rp551,26 triliun, tumbuh 13,92 persen secara tahunan.
Capaian ini berkat upaya perseroan dalam meningkatkan penetrasi pasar di segmen mikro agar membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.
Menurut Supari mengungkapkan, salah satu pendorong utama kinerja BRI di segmen mikro yaitu integrasi Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) yang kini menjadi sumber pertumbuhan baru.
“BRI juga menerapkan beberapa strategi inisiatif seperti peningkuatan kualitas IT, riset dan data analytic, layanan BRIKodes, hingga pemberdayaan pelaku UMKM untuk memperdalam literasi dan inklusi keuangan,” jelasnya.
Dari total 35,3 juta debitur di ekosistem UMi, BRI mendapat komposisi kredit paling besar, yaitu mencapai 48 persen dengan jumlah 14,4 juta debitur.
Sementara dua BUMN lainnya yaitu PNM memiliki 14 debitur dan Pegadaian memiliki 7 juta debitur. []