Merger BUMN Karya Disebut Bakal Beres di Triwulan I/2025

WARTABANK.COM, Jakarta – Pemerintah kembali memberikan penjelasan mengenai rencana penggabungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor konstruksi.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan bahwa penggabungan enam perusahaan pelat merah menjadi tiga perusahaan ditargetkan selesai pada akhir triwulan pertama tahun 2025.

Adapun enam perusahaan yang dimaksud meliputi PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Brantas Abipraya (Persero).

“Integrasi ini akan mengubah enam perusahaan menjadi tiga. Waskita akan bergabung dengan Hutama Karya, Wijaya Karya dengan PT PP, serta Brantas Abipraya dengan Adhi Karya. Namun, keputusan mengenai apakah akan berbentuk anak perusahaan atau merger masih dalam pembahasan,” ungkap Tiko.

Saat ini, Waskita dan Hutama Karya sedang dalam proses penyusunan Peraturan Pemerintah (PP). Di masa mendatang, Waskita akan berada di bawah naungan Hutama Karya.

Sementara itu, untuk merger antara WIKA dan PT PP, serta Brantas Abipraya dan Adhi Karya, masih dalam tahap kajian terkait struktur yang akan diterapkan ke depannya.

“Proses PP untuk Waskita dan Hutama Karya sudah berjalan. Sedangkan untuk WIKA-PP dan Brantas Abipraya-Adhi Karya masih dalam kajian. Kami berharap dapat mengambil keputusan pada akhir triwulan pertama,” tambahnya.

Kementerian BUMN berencana untuk menggabungkan tujuh BUMN di sektor konstruksi menjadi tiga perusahaan.

PT Hutama Karya akan berfungsi sebagai induk, sedangkan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan menjadi anak perusahaan.

Pembentukan holding BUMN Karya bertujuan agar setiap perusahaan dapat memiliki spesialisasi dan menghindari persaingan di sektor yang sama.

Dengan langkah ini, diharapkan kinerja keuangan perusahaan BUMN di sektor konstruksi dapat kembali sehat.

Hutama Karya dan Waskita Karya akan memprioritaskan proyek jalan tol, non-tol, pembangunan institusional, serta komersial residensial.

Di sisi lain, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) akan mengarahkan perhatian mereka pada proyek pelabuhan, bandara, dan tetap terlibat dalam sektor residensial mengingat masih terdapat aset-aset yang belum terkelola.

Selanjutnya, penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT Nindya Karya (Persero) akan memfokuskan diri pada proyek pembangunan infrastruktur terkait air, rel, serta beberapa konteks lainnya. []